, Peningkatan produksi minyak dan gas bumi terus diupayakan Pemerintah bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)  melalui berbagai cara seperti Enhanced Oil Recovery (EOR), dengan tetap menekan emisi gas rumah kaca (GRK). Salah satunya adalah melakukan uji coba injeksi CO2 ke sumur JTB-161 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang di Indramayu, Jawa Barat.

Peresmian injeksi perdana CO2 ke sumur JTB-161 dilakukan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji di Lapangan Jatibarang, Rabu (27/10). Tutuka didampingi Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra, Senior Vice President Research Technology and Innovation Pertamina Oki Muraza, Dewan Komisaris Pertamina Hulu Energi Nanang Untung, Direktur Eksplorasi Pertam ina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng dan Direktur Reservoir Evaluation CCS Grup JOGMEC, Hiroshi Okabe.

Implementasi injeksi CO2 pada sumur migas merupakan tahap awal penerapan CO2-EOR dan Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan migas. Dalam pelaksanaan uji coba injeksi CO2 ini, Pertamina menggandeng Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) yang kerja samanya ditandatangani di Bali tanggal 30 Agustus 2022, disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Injeksi CO2 dilaksanakan tanggal 25 hingga 29 Oktober 2022 dengan menggunakan metode huff & puff yaitu CO2 diinjeksikan ke sumur selama beberapa hari, ditutup selama sepekan, kemudian dibuka dan selanjutnya diharapkan minyak atau gasnya naik. “Gambarannya seperti minuman coca-cola yang ada CO2-nya, dikocok dan kemudian minumannya akan keluar sendiri,” kata Dirjen Migas.

Metode huff & puff ini memberikan konfirmasi dan validasi mengenai teknologi EOR secara spesifik dalam skala sumuran, sehingga selanjutnya diharapkan dapat juga diterapkan di lapangan migas lainnya yang sedang aktif melakukan kegiatan studi CO2-EOR.

Penggunaan metode tersebut  diperkirakan akan meningkatkan produksi sekitar 30-40%. Hasil uji coba akan dipantau hingga akhir tahun. “Berdasarkan hasil simulasinya, produksi migas akan naik sekitar 30-40%, namun beberapa hari akan turun lagi dan akan diinjeksikan lagi. Demikian seterusnya,” ungkap Tutuka. Kementerian ESDM mengapresiasi injeksi CO2 ini dan berharap uji coba dapat berjalan dengan baik dan dapat dilanjutkan sampai ke tahap fullscale serta bisa menjadi pembelajaran bagi pengembangan CCS/CCUS di Indonesia.

“Setelah tim dengan kerja kerasnya berhasil menginjeksikan CO2 sebesar 70 ton per hari dengan selamat, termonitor, terukur, kita pantas untuk memberi apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat. Selanjutnya kita akan terus waspada dan hati-hati. Awal yang sudah baik ini menjadi contoh untuk seluruh komunitas migas karena inilah injeksi CO2 pertama yang dilakukan oleh Indonesia